Jumat, 03 April 2009

Bahasa Arab

Dipublikasikan Oleh
Muhammad Irkham K.R., A.Ma.
Tinjauan Umum Tentang Bahasa Arab 1. Pengertian Bahasa Arab Untuk mengetahui tentang definisi dari bahasa Arab, maka perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian bahasa. Dari pengertian bahasa tersebut kemudian dapat diformulasikan bagaimana pengertian dari bahasa Arab. Pengertian tentang bahasa dapat diformulasikan dalam bagian di bawah ini: a. Bahasa merupakan alat yang terdiri dari bunyi-bunyi berartikulasi, yang dipakai untuk berhubungan (berkomunikasi), baik secara tertulis maupun secara lisan.[1] b. Bahasa menurut Muhammad Al-Khuly dalam kitabnya Asalib Tadris al-Lughah al-Arabiyah, sebagaimana dikutip oleh Moh. Roqib, adalah merupakan sistem aturan yang disepakati tentang rumus-rumus suara atau pernyataan yang digunakan untuk alat transfer pemikiran/pemahaman dan perasaan diantara sesama anggota masyarakat.[2] c. Bahasa dalam al-Qamus al-Muhith Jilid IV, sebagaimana dikutip oleh Team Penyusun buku Pedoman Pembelajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama/IAIN, adalah suara yang digunakan oleh setiap bangsa untuk mengungkapkan/mengekspresikan maksud dan tujuan mereka.[3] أصوات يعبر بها كل قوم عن أعراضهم Karena pada dasarnya bahasa merupakan sesuatu yang berwujud bunyi keluar dari mulut hingga bunyi itu mempunyai arti (sebagai lambang) yang berfungsi sebagai sarana untuk komunikasi, memindahkan, atau mengungkapkan hal berupa pikiran, perasaan dan keinginan, maka hal ini sama dengan pengertian dan fungsi dari bahasa Arab yaitu bahasa yang digunakan oleh orang-orang Arab untuk mengungkapkan isi hatinya kepada yang lain dan untuk bercakap-cakap atau berkomunikasi dengan yang lain.[4] Menurut Imam Bawani, bahasa Arab adalah bahasa yang mulanya berasal, tumbuh dan berkembang di negara-negara Arab yang dengan bahasa itu kita umat Islam (Al-Qur'an) diturunkan, dan dengan bahasa itu pula Rasulullah menyampaikan risalah-Nya.[5] Sedangkan menurut A. Wahab Rosyadi, bahasa Arab adalah warisan budaya yang tak ternilai yang senantiasa menjadi simbol keagamaan dan peradaban umat Islam. Bahasa yang dipilih oleh Allah swt untuk menjadi bahasa Al-Qur'an sebagai wahyu-Nya yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW.[6] Dari beberapa pengertian bahasa Arab di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bahasa Arab adalah bahasa sebagaimana fungsi dari bahasa yaitu media yang digunakan oleh orang Arab untuk berkomunikasi sebagai pengungkapan perasaan, pikiran, dan keinginan. Dan bahasa Arab adalah bahasa yang dipilih oleh Allah untuk menjadi bahasa Al-Qur'an demikian juga bahasa Arab merupakan alat yang dipilih oleh Rasulullah untuk menyampaikan risalah-Nya. 2. Fungsi dan Peranan Bahasa Arab Sudah dapat dipastikan bahwa bahasa, apakah itu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Jepang dan maupun bahasa Arab, memiliki fungsi dan peranan yang sangat berarti dan penting bagi setiap bangsa dan masyarakat itu sendiri. Bahkan bahasa merupakan cermin dari suatu bangsa yang berbudaya. Ditilik dari fungsinya, maka bahasa adalah sebagai alat komunikasi dan penghubung dalam pergaulan manusia sehari-hari, baik antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan bangsa tertentu. Yakni dengan mengkomunikasikan dan menyampaikan maksud tertentu dan mencurahkan suatu peranan tertentu dengan rasa senang atau duka dan dengan rasa sedih dan gembira kepada orang lain, agar dapat dipahami, dimengerti dan merasakan segala sesuatu yang ia alami. Demikian halnya dalam bahasa Arab, yang memiliki fungsi istimewa dari bahasa-bahasa lainnya. Bukan saja bahasa Arab yang memiliki nilai sastra bermutu tinggi bagi mereka yang mengetahui dan mendalami, akan tetapi bahasa Arab ditakdirkan sebagai bahasa Al-Qur'an, yakni mengkomunikasikan kalam Allah. Yang karenanya di dalamnya mengandung uslub bahasa yang sungguh mengagumkan manusia, dan manusia tidak akan mampu menandinginya. Ini merupakan suatu ketepatan yang tidak dapat dibantah. Bahasa Arab dan Al-Qur'an bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisah-pisahkan antara satu dengan lainnya. Mempelajari bahasa Arab adalah syarat wajib untuk menguasai isi Al-Qur'an. Dan mempelajari bahasa Al-Qur'an berarti mempelajari bahasa Arab. Dengan demikian peranan bahasa Arab di samping alat komunikasi manusia dengan sesamanya juga komunikasi manusia beriman kepada Allah, yang terwujud dalam bentuk shalat, do'a-do'a dan sebagainya. Selain itu dalam perkembangannya pula bahasa Arab digunakan sebagai alat untuk menuangkan pikiran para ulama Islam dalam buku atau literatur yang memuat ilmu keagamaan. Bahasa Arab juga berperan dalam menggali dan mengkaji pesan-pesan nilai dan hikmah yang tersirat dalam kitab-kitab para ulama’ masa lampau, serta untuk mempelajari dan mengkaji ayat-ayat yang tersurat maupun tersirat dalam Al-Qur’an dan Hadits karena memang bahasa Arab merupakan "jembatan" untuk menelaah kisi-kisi keIslaman secara holistik. Kenyataan lain, bahwa bahasa Arab dalam fase perkembangannya telah dijadikan sebagai bahasa resmi dunia internasional,[7] hal ini ditandai dengan peresmian bahasa Arab sebagai bahasa dalam kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1973.[8] 3. Sejarah dan Perkembangan Bahasa Arab Pembahasan mengenai sejarah dan perkembangan bahasa Arab dibagi dalam tiga bagian yaitu; a. Asal-usul bahasa Arab, b. Pertumbuhan bahasa Arab sebelum dan sesudah Islam, dan c. Klasifikasi bahasa Arab. a. Asal-usul Bahasa Arab Dari beberapa literatur yang ada disebutkan bahwa bangsa Arab terbagi menjadi tiga jenis, yaitu bangsa Arab yang telah punah, Bani Qahthan dan Bani Ismail. Bahasa Bani Qahthan adalah bahasa Arab Himyariyah, yaitu suatu bahasa yang dipakai oleh mereka sejak pindahnya Ya'rub Ibnu Qahthan ke Jaziratul Arab. Sedang bahasa Bani Ismail ialah bahasa Arab Adnaniah, yaitu suatu bahasa yang diciptakan oleh Nabi Ismail dari sumber-sumber di bawah ini: 1. Bahasa Ibrani Berhubung Nabi Ismail adalah anak Nabi Ibrahim as dan beliau adalah dari bangsa Ibrani (Hebrew), maka bahasa Ismail as terutama ialah bahasa yang diterimanya dari ayahnya. 2. Bahasa Mesir Lama Karena ibunya adalah dari bangsa Mesir maka bahasanya juga dipengaruhi oleh bahasa Mesir. 3. Bahasa Arab Himyariah Berhubung Nabi Ismail hidup di Mekkah di tengah-tengah suku Jurhum yang berbahasa Arab Himyariah sebab mereka berasal dari suku Himyar, satu cabang dari kaum Saba' dan istrinya sendiri berasal dari suku Jurhum maka Ismail pun menggunakan bahasa Arab Himyariah itu.[9] Dari ketiga sumber ini terjadilah bahasa Arab Nabi Ismail, yang kemudian terkenal dengan nama bahasa Arab Adnaniah atau Mudhariyah. Antara bahasa Arab Himyariah dan bahasa Arab Adnaniah, bahasa Arab Adnaniahlah yang memegang peranan penting dalam kehidupan bangsa Arab. Hal ini disebabkan kota sebagai pusat peribadatan dan semua urusan yang berhubungan dengan peribadatan (haji) di sana diurus oleh orang Arab dari Bani Adnan. Di samping itu di sekitar kota Mekkah ada beberapa pasar, diantaranya pasar Ukkaz. Di pasar ini berkumpul para penyair terkenal untuk memperlombakan syairnya. Penyair-penyair itu menulis syairnya dalam bahasa Arab Adnaniah. Kendati bahasa Arab Adnaniah itu mempunyai bermacam-macam dialek namun faktor-faktor dapat memperkecil perbedaan dialek itu. Diantara dialek itu yang terkenal adalah dialek Quraisy yang kemudian menjadi bahasa persatuan. Dalam dialek ini Al-Qur'an diturunkan.[10] Mengenai pandangan yang mengatakan bahwa bahasa Arab yang dikenal saat ini tidak lain hanyalah bahasa Quraisy, masih menjadi perdebatan. Alfaraabi misalnya, ketika menjelaskan informan bahasa Arab tidak memasukkan suku bangsa Quraisy sebagai salah satu informan, malah wilayah perkotaan Hijaz, seperti Mekkah yang merupakan daerah pemukiman kabilah Quraisy juga tidak termasuk daerah bahasa Arab. Argumen yang dikemukakan Alfaraabi atas pandangannya tersebut ialah bahwa para perawi bahasa yang sedang menghimpun kosa kata Arab mendapati suku bangsa Quraisy dan penghuni daerah perkotaan lainnya sudah berbaur dengan umat dan bangsa lain, serta bahasa mereka juga sudah terpengaruh bahasa asing.[11] Alasan yang lain mengenai hal ini yaitu bahwa sebagian ulama dan pakar bahasa Arab terdahulu berpendapat bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Quraisy. Namun pendapat ini tidak diterima sebagian ulama lainnya, termasuk Alfaraabi. Golongan ulama kedua ini mengatakan dengan tegas bahwa di dalam Al-Qur'an didapati sebanyak 50 dialek Arab. Salah satu diantara ke-50 dialek tersebut adalah dialek Quraisy.[12] Dengan kata lain bahwa dialek Quraisy tidak lain hanya merupakan satu dari 50 dialek Arab yang didapati di dalam Al-Qur'an. Golongan ulama kedua ini menginterpretasikan pendapat golongan pertama yang mengatakan bahwa "Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Quraisy", bahwa bahasa Quraisy hanya sebagai dialek mayoritas kalau dibandingkan dengan dialek-dialek Arab lainnya yang didapati di dalam Al-Qur'an. Bahasa Arab termasuk rumpun bahasa-bahasa Semit bersama dengan bahasa Ibrani, Aramiki (Aramean), Suryani (Syriac), Kildani (Chaldean) dan Babil (Babylonic).[13] Ada lima kelompok bangsa yang oleh persaudaraan bahasa mereka dimasukkan ke dalam bangsa Sami (dalam bahasa-bahasa Barat dan bahasa Indonesia lazim disebutkan bangsa Semit). Bangsa-bangsa itu adalah: 1. Orang-orang Akkadia (orang Babilonia dan Assiria) 2. Orang-orang Kanan (orang Funisia dan Yahudi) 3. Orang-orang Aram (orang Siria dan Khaldia) 4. Orang-orang Arab (orang Arab Utara dan Selatan) 5. Orang-orang Etiopia (orang Habsyi atau Abessinia). Adapun keistimewaan bahasa-bahasa Semit ialah: 1. Adanya huruf-huruf tenggorokan, seperti: ha, kha, 'ain dan ghin 2. Kata terdiri dari 3 (tiga) huruf (konsonan) 3. Kata kerjanya hanya mengenal 2 waktu (tenses) dan 4. Konjungsinya dapat dikiaskan (analogical conjugation ).[14] Kata-kata Arab pada umumnya mempunyai dasar tiga huruf mati yang dibentuk dengan jalan pemasangan rangkaian (afiksasi) berupa awalan dan akhiran serta perubahan huruf-huruf hidup. Tata bahasanya seksama, tetapi cukup rumit. Kelamin kata (gender), perubahan bentuk kata kerja (inflection, tasrif) dan perubahan bentuk kata-kata lainnya seperti kata ganti dan lain-lain (conjugation, i'rab). Bahasa Arab mempunyai tiga bilangan: tunggal, dua dan jamak. Tapi keunggulan bahasa Arab adalah kekayaannya, juga mengenai pengertian-pengertian niskala (abstrac) serta ketepatan makna (semantic precision). Kemungkinan pembentukan kata turunan (derivation) sangat besar.[15] b. Pertumbuhan Bahasa Arab Sebelum dan Sesudah Islam Tahap-tahap pertumbuhan bahasa Arab sebelum dan sesudah Islam dibagi menjadi tiga tahapan: Pertama, bahasa Arab tumbuh akibat perpindahan sebagian kabilah Yaman ke Hijaz dan mereka bermukim di sana. Mereka ini merupakan bibit bangsa Arab Musta'ribah, yaitu anak keturunan Ismail yang datang ke suku Qahthan dan hidup bersama. Ini menimbulkan percampuran bahasa dan keturunan sehingga mereka ini dalam sejarah dikenal dengan kaum Adnan yang hidup sekitar tahun 1900 SM. Kedua, sekitar tahun 115 SM. pada saat rusaknya bendungan Ma'rib di Yaman, sebagian besar kabilah Yaman berhijrah ke utara. Diantara kabilah-kabilah tersebut ada yang memilih kota Yatsrib (Madinah) sebagai tempat tinggalnya. Mereka itu keturunan Tsa'labah ini terdapat kabilah Aus dan Khazraj, dimana dua kabilah ini dalam sejarah Islam membantu Rasulullah saw dalam menyebarluaskan dakwah Islamiyah di Yatsrib. Dan diantara keturunan Tsa'labah terdapat pula kabilah Thaiyi' dan Qudha’ah. Mereka ini (kabilah-kabilah Yamani) berasimilasi dengan bangsa Arab Musta'ribah (kaum Adnan) dan mereka membawa kebudayaan dan bahasanya, sehingga percampuran kedua bangsa ini (Arab Yaman dan Arab Musta'ribah) menciptakan satu bahasa. Ketiga, dimulai dengan kontaknya bahasa Arab ini dengan datangnya Islam, yang memungkinkan mengadakan ekspansi ke benua Asia, Afrika dan Eropa. Dalam fase ini Al-Qur'an mempunyai saham yang sangat besar dalam pertumbuhan bahasa Arab. Tersiarnya bahasa Arab ke berbagai benua, mulai dari India sebelah timur hingga Andalusia sebelah barat mempunyai pengaruh yang tidak sedikit dalam berbagai kebudayaan dan aneka ragam bahasa.[16] Sejak tahun-tahun pertama Hijrah umat Islam telah memiliki sejumlah dokumen tulis, seperti ukiran-ukiran, batu nisan, uang logam, dan surat-surat resmi serta perjanjian-perjanjian antara pemerintahan Islam diwaktu itu dengan pemerintahan lainnya. c. Klasifikasi Bahasa Arab Menurut J.A. Haywood, bahasa Arab dibagi dalam tiga kelompok: a). Bahasa Arab klasik (classical Arabic), b). Bahasa Arab sastra modern (modern literary arabic), dan c). Bahasa Arab tutur/pergaulan (modern spoken or colloquial Arabic). Bahasa Arab klasik ialah bahasa Al-Qur'an dan bahasa yang dipakai oleh tokoh-tokoh pujangga dan penyair, seperti: Al-Mutanabbi, Ibnu Khaldun dan sebagainya. Sedangkan bahasa Arab sastra modern ialah bahasa yang dipakai oleh Thaha Husain, Taufiq Hakim, surat-surat kabar dan radio. Perbedaan dua kelompok ini dapat diketahui dalam idiom maupun kosa katanya, namun demikian perbedaan ini sangat kecil sekali bila dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa pada periode yang sama. Adapun bahasa Arab tutur/pergaulan adalah bahasa yang dipakai sehari-hari di Mesir, Sudan, Tunisia, Al-Jazair, Maroko, Syiria, Libanon, Irak, dan Saudi Arabia. Perbedaan antara bahasa Arab klasik dan bahasa Arab pergaulan dapat disimpulkan dalam 3 hal pokok: 1. Fonologi Secara umum dapat dikatakan bahwa huruf konsonan yang sulit diucapkan (oleh suatu kelompok bangsa tertentu) diusahakan penyederhanaannya. Pengucapan yang disederhanakan ini tidak saja terjadi pada bahasa Arab, tetapi juga pada bahasa semit lainnya. Contoh: kataمسئول dibaca "masal". Kata سأل dibaca "sal". "Ta'" kadang-kadang dibaca seperti "ta" dan adakalanya dibaca "sa", seperti kata ثلاثة diucapkan "talata". Kata مثلا kadang-kadang dibaca "masalah" dan adakalanya "matalan". 2. Tata bahasa Dalam tata bahasa semua bahasa tutur tidak dijumpai baris hidup pada akhir kata. Khususnya baris hidup yang menunjukkan kedudukan kata benda atau kata kerja. Contoh: kata بيت dibaca "bait". Kata كتب dibaca "katab". 3. Kosa kata Menurut ahli bahasa, persamaan (uniformitas) kosa kata adalah persyaratan yang tidak begitu penting untuk persamaan jenis linguistik. Bahasa-bahasa serumpun dapat dengan mudah dibedakan kosa katanya, demikian pula halnya dengan bahasa Arab pergaulan. Sebagai contoh untuk menterjemahkan kata lemari es (refrigerator) orang Libanon mengatakan برد sedangkan orang Sudan dan Mesir akan mengatakan تلج. Aneka ragam tersebut mungkin disebabkan karena 3 sebab yaitu: kata pinjaman, pengambilan dari kata klasik, dan seleksi sinonim bahasa klasik.[17] 4. Keistimewaan Bahasa Arab Diskursus mengenai keistimewaan bahasa Arab, selain keistimewaan tersebut dapat dilihat dari fungsi dan peranannya seperti yang disebutkan di atas, bahasa Arab juga mempunyai keistimewaan dari perspektif yang lain misalnya, bahwa sejak bahasa Arab yang tertuang di dalam Al-Qur'an didengungkan hingga kini, semua pengamat baik Barat maupun orang muslim Arab menganggapnya sebagai bahasa yang memiliki standar ketinggian dan keelokan linguistik yang tertinggi yang tiada taranya (the supreme standard of linguistic excellence and beauty). Hal ini tentu saja berdampak pada munculnya superioritas sastra dan filsafat bahkan pada sains seperti ilmu matematika, kedokteran, ilmu bumi, dan tata bahasa Arab sendiri pada masa-masa kejayaan Islam setelahnya.[18] Ali al-Najjar dalam Syahin sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad, mengungkapkan bahwa : اللغة العربية من اوسع الغات واغناها وادقها تصويرا. Artinya: "Bahasa Arab merupakan bahasa yang terluas dan terkaya kandungannya, deskripsi dan pemaparannya sangat mendetail dan dalam".[19] Bukanlah suatu kebetulan bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab justru karena kekayaan dan keseksamaannya. Amatlah sulit kalau suatu wahyu untuk Nabi yang terakhir diturunkan di dalam lingkungan masyarakat yang bahasanya tidak memadai untuk merekam wahyu yang mencakup perbendaharaan kata filsafat, iman, hukum, kemasyarakatan, sejarah, politik, dan lain-lain. Kata-kata wahyu seyogyanya seksama, tepat, tidak boleh ditukar, baik di dalam kekhasannya maupun di dalam keumumannya. Dan bahasa Arab istimewa mengenai tepat, seksama, dan terbatasnya pengertian kata-kata tertentu, hingga tidak dapat diartikan atau ditafsirkan lain, tetapi sebaliknya sebagian kata lagi mempunyai rangkaian arti yang luas, kadang-kadang di dalam suatu konteks terdapat dua arti, yakni harfiah dan tamsiliah (allegorical). Bahasa Arab memiliki karakteristik yang unik dan universal. Unik artinya bahasa Arab memiliki ciri khas yang membedakannya dengan bahasa lainnya, sedangkan universal berarti pula adanya kesamaan nilai antara bahasa Arab dengan bahasa lainnya. Diantara keistimewaan dan karakteristik universalitas bahasa Arab adalah sebagai berikut: a. Bahasa Arab memiliki gaya bahasa yang beragam. Keberagaman gaya bahasa tersebut meliputi: pertama, ragam sosial atau sosiolek, ragam bahasa yang menunjukkan stratifikasi sosial ekonomi penuturnya, kedua, ragam geografis, ragam bahasa yang menunjukkan letak geografis penutur antara satu daerah dengan daerah yang lain, sehingga melahirkan dialek yang beragam pula, dan ketiga, ragam idiolek, ragam bahasa yang menunjukkan integritas kepribadian setiap individu masyarakat. b. Bahasa Arab dapat diekspresikan secara lisan ataupun tulisan. Namun demikian, bahasa lisan sering dipandang sebagai hakikatnya sebuah bahasa. c. Bahasa Arab memiliki sistem, aturan, dan perangkat yang khas, dengan kata lain, bahasa itu: sistematik, sistematis, dan komplit. d. Bahasa Arab memiliki sifat yang arbitrare dan simbolis. Arbitrare berarti pula mana suka, artinya tidak terdapat hubungan yang rasional antara lambang verbal dengan acuannya. Dengan sifat simbolis yang dimiliki bahasa, manusia dapat mengabstraksikan berbagai pengalaman dan pikirannya tentang berbagai hal termasuk hal-hal yang belum pernah dialaminya sekalipun. e. Bahasa Arab senantiasa berkembang, produktif, dan kreatif. Suatu bahasa itu sangatlah terbuka untuk berkembang dan melimpah. Dari satu kata akan melimpah menjadi kalimat, dari satu kalimat yang terbatas dapat dihasilkan kalimat yang tidak terbatas. Demikian selanjutnya. f. Bahasa Arab merupakan fenomena individu dan fenomena sosial manusia. Sebagai fenomena individual manusia, bahasa merupakan ciri khas kemanusiaan. Adapun sebagai fenomena sosial, bahasa merupakan konvensi suatu masyarakat pemilik atau pengguna bahasa itu.[20] Di samping karakteristik universalitas bahasa Arab di atas, karakteristik bahasa Arab juga terlihat pada hal berikut: a. Bahasa Arab mempunyai bunyi yang konsisten dengan hurufnya. b. Bahasa Arab memiliki struktur kata yang dapat berubah dan berproduksi. c. Adanya i'rab dalam struktur kalimat Arab. d. Gerak tulisan dan bentuk huruf Arab. e. Bahasa Arab sangat komitmen dengan bilangan (jumlah) dan jenis kelamin. f. Bahasa Arab kaya dengan makna majazy (simbolis) g. Bahasa Arab memiliki keistimewaan dengan gejala berpindah-pindahya makna kata sesuai dengan konteks zaman, tempat dan kondisi yang berlaku.[21] [1] Team Penyusun, op.cit., hlm. 19. [2] Moh. Roqib, Bahasa Arab dalam Perspektif Gender (Upaya Mendudukkan Bahasa Arab Sebagai Produk Budaya dalam Studi Islam) (Malang: AL-ARABI, Jurnal Bahasa Arab dan Pengajarannya, Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Volume 2, Nomor 1, Juni 2004), hlm. 2. [3] Team Penyusun, op.cit., hlm. 20. [4] Musthafa Al-Ghulayaini, Jami'ud Durus Jilid I (Beirut: Maktabah al-‘Ashriyah), hlm. 7. [5] Imam Bawani, Tata Bahasa Arab I, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1987), hlm. 15. [6] A. Wahab Rosyadi, Metode Pembelajaran Bahasa Arab pada Program Khusus Perkuliahan Bahasa Arab STAIN Malang (Malang: Ulul Albab, Jurnal Studi Islam, Sains dan Teknologi, STAIN Malang, Vol. 3, No. 2, 2001), hlm. 81. [7] Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, loc.cit. [8] Bahan Penataran Pemahaman dan Pengembangan Bahasa Arab (PPBA) Periode III Tahun 2001, loc.cit. [9] Masyhur, Bahasa dan Sastra Arab (Peranan dan Pengaruhnya pada Peradaban Eropa) (Palembang: Tamaddun, Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam, Fakultas Adab, IAIN Palembang, Nomor 1, Volume III, Januari 2003), hlm. 33. [10] Ibid., hlm. 33-34. [11] Torkis Lubis, Bahasa Arab: Sejarah dan Perkembangannya (Malang: El-Jadid, Jurnal Ilmu Pengetahuan Islam, Pascasarjana UIIS Malang, Nomor 1, Volume I, Mei-Oktober 2003), hlm. 33. [12] Ibid.. [13] Masyhur, op.cit., hlm. 34. [14] Team Penyusun, op.cit., hlm. 47. [15] Masyhur, loc.cit. [16] Team Penyusun, op.cit., hlm. 47-48. [17] Team Penyusun, op.cit., hlm. 49-53. [18] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 6. [19] Ibid., hlm. 6-7. [20] Radliyah Zaenuddin dkk, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), hlm. 11-14. [21] Ibid., hlm. 14-17.

Tidak ada komentar: